Tulungagung, Redaksi7.com – Suasana Minggu pagi di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, terasa berbeda. Jalan di sekitar Jembatan Gantung Moyoketen menuju utara dipenuhi warga yang antusias menghadiri gelaran Car Free Day (CFD) Desa Jempol.
Udara pagi yang sejuk berpadu dengan keramaian pasar UMKM, lantunan musik, tawa anak-anak, serta berbagai hiburan membuat acara ini menjadi magnet baru bagi warga. Nama “Jempol”, gagasan Candra selaku penyelenggara dari Wijaya Event Organizer, memiliki makna Jelajah, Ekspresi, Musik, Pasar, Olahraga, Lestari.
Kepala Desa Moyoketen, Hari Purwanto, mengapresiasi inisiatif ini. Menurutnya, “Jempol” melambangkan penilaian positif sekaligus harapan agar kegiatan membawa manfaat luas bagi warga.“CFD ini bukan hanya ruang berkumpul, tapi juga sarana meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya warga Dusun Ngruweng dengan potensi produk lokalnya,” ujarnya.
Ketua Panitia, Sutikno, menjelaskan ide ini lahir dari potensi desa yang kaya kuliner tradisional seperti keripik dan jajanan lokal. “Kami ingin potensi ini dikenal luas. Ke depan, CFD Desa Jempol akan menjadi agenda rutin yang juga mempererat hubungan antar desa, seperti Moyoketen dan Waung,” katanya.
Warga pun menyambut positif. Sheila, salah satu pengunjung, menilai kegiatan ini mampu menggerakkan UMKM. Ia berharap CFD ini berlangsung rutin setiap Minggu, dilengkapi senam massal dan live music.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Moyoketen dan Desa Waung, CFD Desa Jempol diharapkan menjadi tonggak baru pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus inspirasi bagi desa-desa lain di Tulungagung. (Red)
0 Komentar