Kegaduhan Warga Desa Sugihan Gegerkan Kampak! Kiai Diduga Hamili Santriwati, Massa Geruduk Balai Desa!



TRENGGALEK - REDAKSI 7 – Warga Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, meledak dalam kemarahan terkait kasus heboh dugaan seorang kiai yang telah menghamili santriwatinya di salah satu pondok pesantren (ponpes) . Bukti ketegangan itu terlihat pada Minggu malam (22/9), saat massa geram mendatangi balai desa setempat, menuntut agar pelaku dan korban dihadirkan di hadapan mereka. 

Ini bukan kali pertama. Pada aksi pagi harinya, warga sudah mendatangi ponpes dan mencoba mencari jawaban dari pimpinan ponpes, namun sayang, mereka tak kunjung bertemu. Malamnya, dengan semangat yang membara, warga kembali menyerbu balai desa. Meski kecewa karena lagi-lagi tak bertemu dengan pelaku, mereka akhirnya menerima penjelasan dari pihak kepolisian. 

"Kami kecewa, tapi harus menerima penjelasan dari polisi," kata Imam Safii, perwakilan warga yang ikut dalam aksi tersebut. Menurutnya, polisi berani memastikan bahwa kasus ini ditangani dengan serius. “Proses hukum sudah berjalan, kasus ini resmi naik ke tahap penyidikan. Polisi memberi jaminan bahwa kasus ini akan diselesaikan sesuai aturan,” tegasnya. 

Ketua PC GP Ansor Trenggalek, Agus Muhammad Izzudin Zakki, yang turut mengawal massa malam itu menegaskan, warga menuntut agar pelaku dan korban dipertemukan di depan publik. Namun, Gus Zakki, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa ada aturan hukum yang tak bisa dilanggar. "Warga ingin pelaku dihadirkan di sini, tapi hukum tak bisa asal-asalan. Semua harus sesuai prosedur." 
Tak hanya itu, Gus Zakki menegaskan bahwa Ansor dan Banser Trenggalek akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas. Mereka memastikan agar tak ada manipulasi dari pihak mana pun. "Kami pastikan proses hukum berjalan transparan, adil, dan tidak ada intervensi. Harapan kami, keadilan untuk korban bisa segera terwujud," tandasnya. 


Aksi massa ini dipicu oleh kegeraman atas dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh salah satu kiai ponpes. Tragisnya, perbuatan tersebut diduga mengakibatkan seorang santriwati hamil dan melahirkan bayi. Namun, di tengah aksi massa, pihak ponpes yang diharapkan hadir malah tak kunjung datang. Setelah mendengar penjelasan dari kepolisian, massa perlahan mulai membubarkan diri sekitar pukul 23.59, meski ketegangan belum sepenuhnya reda.(Bayu K.H.P)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.